Kasus penipuan dengan modus dokter gadungan kembali terungkap di Jakarta Timur. Seorang wanita bernama Christina Dale Wae, asal Flores, Bajawa, NTT, diduga telah menipu beberapa pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga seorang anggota TNI. Dalam aksinya, Christina menggunakan nama samaran Alin Moi dan mengaku sebagai dokter gigi lulusan terbaik dari Universitas Trisakti, Jakarta.
Peristiwa penipuan ini terjadi di Jalan Raya Tengah, Gedong Kost SS, Jakarta Timur. Modus Christina terbilang rapi. Ia mendekati para korbannya melalui Instagram, memakai akun palsu untuk membangun kepercayaan. Dengan identitas palsu, Christina mengaku ayahnya seorang polisi, ibunya bidan desa, bahkan bapak kecil kandungnya adalah Wakil Bupati Ngada.
Dengan cerita latar belakang keluarga terpandang, Christina berhasil memperdaya para korban yang sebagian besar adalah pria asal Timor, Kabupaten Malaka, NTT. Tercatat setidaknya ada tiga korban yang tertipu, yakni Deodatus Manek, Yanceanus Arista Lotu, dan Hendrikus Bria Lotu.
Kronologi penipuan bermula saat Christina — yang memperkenalkan diri sebagai Alin Moi — meminta izin tinggal sementara selama kurang lebih dua minggu di tempat Deodatus Manek dan Yanceanus Arista Lotu. Dengan dalih sedang butuh tempat tinggal, korban yang percaya pada status ‘dokter gigi lulusan Trisakti’ pun membiarkannya tinggal.
Belakangan, Christina juga menipu seorang anggota TNI bernama Jhoni Neno, yang juga berasal dari NTT. Dari hubungan ini, Jhoni bahkan dikabarkan menghamili Christina. Kecurigaan mulai muncul ketika Deodatus Manek mencoba mencari informasi lebih lanjut dan mendapati banyak kejanggalan dalam cerita Christina.
Salah satu kejanggalan yang mencolok adalah Christina tidak pernah mau menunjukkan KTP miliknya. Korban menduga hal ini sengaja dilakukan agar kebohongannya tidak terbongkar. Setelah diselidiki, ternyata status Christina sama sekali bukan dokter, melainkan hanya seorang ART (Asisten Rumah Tangga).
Dengan beragam kebohongan yang dirangkai, Christina berhasil mendapatkan keuntungan pribadi dari para korban. Hingga kini, total kerugian materi masih dalam proses pendataan, namun para korban mengaku bukan hanya dirugikan secara materi, tetapi juga secara moral.
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada dengan orang asing yang dikenali melalui media sosial, terlebih jika mengaku memiliki status, jabatan, atau latar belakang keluarga terpandang tanpa bukti sah. Para korban berharap pihak berwajib segera menindaklanjuti kasus ini dan menahan pelaku agar tidak ada lagi korban berikutnya.
Bagi masyarakat yang merasa pernah menjadi korban penipuan dengan modus serupa, diimbau untuk segera melapor ke kepolisian terdekat.