Iklan

Di Kupang, Dibayar 200 Ribu, Di TTU Dibayar 2,5 Juta Untuk Bunuh Orang

 



1.  Di TTU Dibayar 2,5 Juta Untuk Bunuh Orang

Hubertus Kusi (47), warga desa Sone, kecamatan Insana Tengah, kabupaten TTU ditangkap polisi karena membunuh isrtinya pada 23 Juli 2023 lalu.

Dalam kasus ini, tidak hanya Bertus yang ditangkap, tetapi juga rekannya, LL yang ikut membunuh istri Bertus. LL dibayar 2,5 juta untuk membantu Bertus dalam aksi kejam itu.  



Diberitakan sebelumnya bahwa Seorang pria di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) NTT tega membunuh istrinya.

Sadisnya lagi, jasad sang istri dibuang pelaku ke dalam sumur. Tindakan ini dilakukan pelaku agar menghilangkan jejak sang istri.

Pembunuhan ini dilakukan Hubertus Kusi (47), warga desa Sone, kecamatan Insana Tengah, kabupaten TTU pada 23 Juli 2023 lalu.

Ia membunuh istrinya, Maria Imakulata Nabu (45). ia nekat membuang jasad istrinya ke dalam sumur. Hubertus kemudian membuat laporan ke polisi jika istrinya lalai dan jatuh ke dalam sumur.


Berikut Fakta-faktanya

Tiga Kali Perencanaan Pembunuhan

Perencanaan Pertama pada hari Jumat, 14 Juli 2023, para pelaku, HK dan LL, mulai merencanakan pembunuhan ini.

Perencanaan Kedua kedua dilakukan pada hari Kamis, 20 Juli 2023, sebagai bagian dari upaya mereka untuk melaksanakan rencana pembunuhan. Perencanaan ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 22 Juli 2023, sekitar pukul 13.00 WITA.

Hal itu disampaikan oleh Kapolres TTUAKBP Mohammad Mukhson didampingi Kasat Reskrim Polres TTU, Iptu Djoni Boro dalam konfrensi Pers pada Senin, (18/09/2023).

"Atas kesepakatan kedua tersangka tersebut untuk eksekusi dilaksanakan di hari Minggu dini hari (23/09/2023) pada pukul 04.00 WITA," ujar AKBP Mukhson




Pelaksanaan Pembunuhan
Kata Mukson, pelaku HK membangunkan korban pada tengah malam dan memberitahu pelaku LL bahwa korban akan pergi menimba air ke sumur.

Saat korban membawa ember berisi air untuk dituangkan ke bak air, pelaku HK mengambil kayu lamtoro dan memukul kepala korban sebanyak dua kali. Pelaku LL juga ikut memukul korban dengan kayu lain hingga korban tersungkur.




Otak Korban sampai Keluar

Dari hasil autopsi terhadap jenazah korban, terdapat tulang tengkorak yang remuk dan hancur sehingga mengakibatkan keluarnya otak.

"Setelah pemukulan, pelaku sepakat untuk memasukkan korban ke dalam sumur untuk menciptakan alibi bahwa korban jatuh ke sumur," terangnya.

Dendam Politik Di Desa
Salah satu motif utama pembunuhan ini adalah dendam. Pelaku LL, yang merupakan calon kandidat badan pengawas desa (BPD) di desa Sone, Kecamatan Insana Tengah, merasa dendam karena keluarga korban tidak memilihnya dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan BPD.

"Pelaku ini dendam karena korban tidak memilih yang bersangkutan," tutur lulusan Akpol 2004 itu.


Demi Wanita Lain

Ia menjelaskan, terdapat indikasi hubungan selingkuh yang terlibat dengan suami korban. Motif ini mendorong mereka untuk merencanakan pembunuhan tersebut.

"Dari hasil pemeriksaan, suami korban mempunyai selingkuhan sehingga 3 kali untuk melakukan upaya perencanaan pembunuhan," katanya lebih lanjut.


Pelaku 2 Dibayar 2,5 Juta

Selain dendam dan masalah hubungan pribadi, penyidik menemukan bahwa HK, suami korban, membayar sebesar Rp2,5 juta rupiah kepada LL sebagai bagian dari rencana pembunuhan ini.

"Jadi memang ini sudah direncanakan matang makanya tadi ada kurang lebih 3 kali melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan eksekusi," jelasnya.

Atas perbuatannya, kedua pelaku terancam pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun penjara.


2. Di Kupang, Dibayar 200 Ribu
Di kupang, sejumlah preman ditangkap polisi karena terlibat kasus pembunuhan. Salah satu di antara mereka mengaku, dibayar 200ribu untuk menjaga tanah yang sedang sengketa di wilayah Penfui-oesapa. 

Bentrok antar kelompok masyarakat kembali terjadi di wilayah Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (15/9).


Aksi kejar-kejaran dan saling menyerang menggunakan senjata tajam itu mengakibatkan satu orang pemuda tewas di depan Toko Laris Celluler (depan BRI Oesapa) jalan Timor Raya KM 8 Kupang.


Satu orang pemuda tewas. Korban diketahui berinisial RHB (39). Jenazah korban sementara di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSB Titus Uly Kupang.


Satu persatu fakta dan data berhasil diperoleh Polisi dari para terduga pelaku yang telah dibekuk terkait bentrok sengketa lahan di Oesapa - Kupang. Terkini polisi telah mengetahui pelaku penikaman RHB (39) hingga tewas adalah MA (35) yang baru setahun terakhir kos di bilangan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT.

MA dan para terduga pelaku lainnya, mengaku mereka direkrut oleh salah satu kubu yang terlibat bentrokan maut pada Jumat (15/9/2023) siang kemarin di depan kampus Unkris – Kupang. Mereka direkrut untuk menjag alahan dengan imbalan Rp200 ribu.

"Saya dibayar dua ratus ribu rupiah," tukas MA di Mapolresta Kupang Kota, Sabtu (16/9/2023).

MA juga mengakui saat ke lokasi tanah sengketa, membawa sebilah pisau.

"Kami banyak orang dan saat kejar-kejaran itu saya yang menikam korban (RHB_red)," imbuh MA yangjuga mengakui bahwa sebelum ke Kupang dan kos di Oesapa, dirinya merupakan petani bawang di Kabupaten Rote Ndao dan telah berkeluarga dengan 3 orang anak.

“Saya ada 3 orang anak, dua masih Sekolah Dasar,” jelas MA. sumber: Inews.id.


Berikut Fakta-fakta tentang pembunuhan di Oesapa, Kampus Unkris


Bentrok antar kelompok masyarakat kembali terjadi di wilayah Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (15/9).

1. Para Pelaku Saling Kejar-kejaran

Aksi kejar-kejaran dan saling menyerang menggunakan senjata tajam itu mengakibatkan satu orang pemuda tewas di depan Toko Laris Celluler (depan BRI Oesapa) jalan Timor Raya KM 8 Kupang.

2. Satu orang Tewas

Satu orang pemuda tewas. Korban diketahui berinisial RHB (39). Jenazah korban sementara di Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSB Titus Uly Kupang.


3. Motor wartawan dibakar

Selain korban jiwa, nasib nahas juga dialami Rian Nong, wartawan Pos Kupang. Motor miliknya ikut dibakar di depan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. 

Rian Nong ketika ditemui mengaku, motornya parkir di pinggir jalan karena hendak meliput kejadian tersebut. 


4. TKP PEMBUNUHAN
Tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan di Kelurahan Oesapa, (Depan BRI) jalan Timor Raya KM 8, Jumat (15/9). 

"Saya parkir di pinggir jalan tapi situasi semakin mencekam, jadi saya dan teman wartawan mengamankan diri di halaman kampus," katanya.

Lanjut Rian, kelompok yang bertikai lalu meninggalkan lokasi. Tampak sudah mulai kondusif namun tiba-tiba asap hitam membumbung tinggi di lahan kosong milik warga.

"Pas liat asap, kami pikir warga bakar ban. Setelah cek terdapat empat unit motor yang dibakar. Saya cari motor sudah tidak ada lagi di tempat awal parkir," tuturnya.


5. Pernyataan Kapolsek

Kapolsek Kelapa Lima, Jemmy Noke ketika dikonfirmasi membenarkan bentrok tersebut. "Akibat bentrokan yang bermula dari depan UKAW itu ada satu orang tewas dan empat unit motor di bakar," katanya.

Ia menjelaskan pihaknya setelah mendapat laporan adanya bentrok, langsung turun ke TKP untuk pengamanan. Namun untuk proses penyelidikan dilakukan oleh tim penyidik Polresta Kupang Kota.

"Pengungkapan kasus ini, diambil alih oleh Polresta tapi kami awalnya langsung mengamankan TKP," pintanya. 


6. Motor Dibakar Dalam Lubang

Pantauan Timor Express, empat unit motor tersebut dimasukan ke dalam lubang berukuran lebar 2x3 meter dengan kedalam kurang lebih dua meter lalu dibakar. (sumber: timor express).


Iklan Atas Artikel

Iklan

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan

Iklan Bawah Artikel

Iklan